Twitter

Senin, 24 Desember 2012

Bertanam Buah Naga


Kriteria bibit yang baik antara lain bewarna hijau kebiruan atau hijau gelap, penampilan fisik kekar dan keras, serta tampak tua. Ukuran yang ideal untuk bibit setek batang adalah 50 – 80 cm dengan diameter batang mencapai 8 cm. ukuran ideal bibit setek bantang adalah panjang 20 – 30 cm dan diameter 4 – 5 cm. Dengan bibit demikian maka tanaman akan mulai belajar berbuah pada umur 8 – 10 bulan. Untuk bibit asal biji dapat dipindahkan ke lahan saat berukuran 10 cm. Penanaman bibit asal biji ini dengan bantuan ajir untuk menopang percabangan baru. Bibit-bibit yang dipilih harus tampak sehat dan bebas dari hama penyakit. Bibit demikian tampak dari bentuk fisik, keseragaman pertumbuhan, dan warna (Kristanto, Daneil. 2009. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya, Jakarta.)
Untuk penanaman skala luas, dibutuhkan sekitar 6.000 – 10.000 pohon/ ha, tergantung sistem penanamannya. Jika menggunakan sistem tunggal (setiap satu tiang panjatan terdiri dari 4 bibit) maka dibutuhkan bibit sekitar 6.400 – 10.000 pohon, tergantung jarak tanam. Sementara jika menggunakan sistem penanaman double rowing (penanaman sistem berkelompok) maka dibutuhkan sekitar 10.400 bibit. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbanyakan bibit secara intensif. Selain membeli bibit di toko-toko pertanian, bibit buah naga juga dapat diperoleh dengan cara perbanyakan secara biji (generatif) dan setek batang (vegetatif) (Hardjadinata, Sinatra. 2010. Budi Daya Buah Naga Super Red Secara Organik. Penebar Swadaya, Jakarta)
Budidaya tanaman buah naga di perkarangan sebaiknya dilengkapi dengan lampu taman ukuran besar hingga 100 watt. Lampu ini tidak dinyalakan sepanjang malam, cukup 2 – 4 jam setelah matahari tenggelam. Lampu taman ini akan merangsang pembentukan bunga pada tanaman buah naga. Selain lampu, disarankan pemeliharaan lebah madu berdampingan dengan penanaman buah naga. Serangga ini akan membantu penyerbukan tanaman buah naga yang hampir tidak memungkinkan untuk melakukan penyerbukan sendiri karena serbuk sarinya lengket dan berat. Angin dan hujan seringkali tidak dapat menghantarkan serbuk sari ke putik agar terjadi penyerbukan (Warisno dan Kres Dahana. 2008. Buku Pintar Bertanam Buah Naga di Kebun, Perkarangan, dan dalam Pot. Gramedia, Jakarta.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar